STRATEGI PEMBELAJARAN MENULIS KREATIF UNTUK ANAK DIDIK
STRATEGI PEMBELAJARAN MENULIS KREATIF UNTUK
ANAK DIDIK
STRATEGI PEMBELAJARAN MENULIS KREATIF UNTUK ANAK DIDIK
Pembelajaran
menulis kreatif adalah suatu upaya yang berkenaan dengan bagaimana cara
mendorong siswa untuk menggunakan secara penuh apa yang ada dalam diri mereka
berupa ide, kesan, perasaan, harapan, imajinasi dengan menggunakan bahasa yang
dikuasai. Dalam proses belajar berbahasa di sekolah, siswa mengembangkan
kemahiran berbahasa secara vertikal, bukan secara horizontal.
Maksudnya mereka sudah dapat mengungkapkan pesan secara lengkap meskipun belum sempurna. Semakin lama kemahiran tersebut menjadi semakin sempurna, dalam arti strukturnya menjadi semakin benar, pilihan katanya semakin tepat, dan kalimat-kalimatnya semakin bervariasi. Manfaat yang diperoleh siswa dengan menulis kreatif ini adalah sebagai (1) alat untuk mengekspresikan diri, (2) alat untuk membangun kepuasan pribadi, kebanggaan dan harga diri, (3) alat untuk meningkatkan kesadaran dan persepsi lingkungan seseorang, (4) alat untuk melibatkan seseorang menjadi aktif, dan (5) alat untuk menciptakan pemahaman dan kemampuan untuk menggunakan bahasa
Maksudnya mereka sudah dapat mengungkapkan pesan secara lengkap meskipun belum sempurna. Semakin lama kemahiran tersebut menjadi semakin sempurna, dalam arti strukturnya menjadi semakin benar, pilihan katanya semakin tepat, dan kalimat-kalimatnya semakin bervariasi. Manfaat yang diperoleh siswa dengan menulis kreatif ini adalah sebagai (1) alat untuk mengekspresikan diri, (2) alat untuk membangun kepuasan pribadi, kebanggaan dan harga diri, (3) alat untuk meningkatkan kesadaran dan persepsi lingkungan seseorang, (4) alat untuk melibatkan seseorang menjadi aktif, dan (5) alat untuk menciptakan pemahaman dan kemampuan untuk menggunakan bahasa
PENDAHULUAN
Untuk
mengukur kecakapan dan kemajuan belajar sekolah-sekolah di Indonesia mempunyai
kebiasaan dengan menggunakan tes prestasi belajar dalam berbagai bentuk.
Kebiasaan tersebut akan mengurangi perhatian kita pada aspek kreatifitas.
Guilford merupakan tokoh yang sangat
besar jasanya dalam menyatakan konsep kreatifitas dengan membedakan kemampuan
berpikir konfergen dan divergen. Pemikiran konfergen adalah kegiatan pemikiran
yang mempunyai tujuan pada suatu jawaban yang benar, dan merupakan proses yang
mendasari tes intelegensi tradisional. Sedang pemikiran divergen adalah
pemikiran yang menghasilkan bermacam-macam gagasan, dan ini merupakan indikator
yang paling nyata dari aspek kreatif.
Pembelajaran bahasa untuk anak, khususnya untuk
anak seusia TK dan MI/SD tahap awal yaitu kelas 1, 2, dan 3 masih didominasi
oleh model pembelajaran dengan strategi pemerolehan yang difokuskan pada
tingkat bentuk, sedang model
pembelajaran bahasa untuk anak pada tahap lanjut yaitu untuk kelas 4, 5, dan 6
MI/SD dilakukan model pembelajaran dengan strategi pembelajaran bahasa yang juga sebagian besar
difokuskan pada tingkat bentuk dan sebagian kecil waktu bisa dimasukkan materi
yang berfokus pada aspek makna. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Murdibyono
(1988) bahwa pada tingkat pemula pembelajaran bahasa perlu diprioritaskan pada
tingkat bentuk, sedang pada tingkat menengah dan lanjut pengajaran berfokus
pada makna.
Adapun sumber media yang dapat menarik perhatian dalam pembelajaran bahasa untuk anak adalah sebagaimana dikemukakan oleh Kasbollah (2004) adalah gambar, dongeng, dan permainan.
Adapun sumber media yang dapat menarik perhatian dalam pembelajaran bahasa untuk anak adalah sebagaimana dikemukakan oleh Kasbollah (2004) adalah gambar, dongeng, dan permainan.
Dalam
proses belajar berbahasa di sekolah, siswa mengembangkan kemahiran berbahasa
secara vertikal, bukan secara horizontal. Maksudnya mereka sudah dapat
mengungkapkan pesan secara lengkap meskipun belum sempurna.Semakin lama
kemahiran tersebut menjadi semakin sempurna, dalam arti strukturnya menjadi
semakin benar, pilihan katanya semakin tepat, dan kalimat-kalimatnya semakin
bervariasi (Rofi’uddin, 2002:75).
Berkaitan
dengan keterampilan menulis kreatif Ellis (1989:182) menyatakan bahwa menulis
kreatif adalah eksplorasi diri dan mengekspresikannya dalam komunikasi. Sedang
Percy (1981:1) menyatakan bahwa pembelajaran menulis kreatif adalah suatu upaya
yang berkenaan dengan bagaimana cara mendorong siswa untuk menggunakan secara
penuh apa yang ada dalam diri mereka berupa ide, kesan, perasaan, harapan,
imajinasi dengan menggunakan bahasa yang dikuasai. Dengan demikian mengajar
menulis kreatif adalah mengajar siswa untuk berpikir.
Manfaat yang diperoleh siswa dengan
menulis kreatif ini adalah sebagai (1) alat untuk mengekspresikan diri, (2)
alat untuk membangun kepuasan pribadi, kebanggaan dan harga diri, (3) alat
untuk meningkatkan kesadaran dan persepsi lingkungan seseorang, (4) alat untuk
melibatkan seseorang menjadi aktif, dan (5) alat untuk menciptakan pemahaman
dan kemampuan untuk menggunakan bahasa (Percy, 1981).
STRATEGI BELAJAR DANPEMBELAJARAN BAHASA
Pengertian strategi belajar bahasa sebagaimana
dikemukakan oleh Oxford (1989:235)
adalah tingkah laku atau tindakan yang dipakai oleh pembelajar, agar
pembelajaran bahasa lebih berhasil, terarah, dan menyenangkan. Dari pengertian
tersebut strategi belajar merupakan perbuatan yang dapat diamati, yang juga
memungkinkan mencakup tindakan kognitif yang tidak bisa diamati.Oxford
(2002:124) menyatakan bahwa strategi belajar bahasa merupakan tindakan khusus,
tingkah laku, tahapan, atau teknik yang digunakan pembelajar untuk meningkatkan
kemajuan dalam pengembangan keterampilan berbahasa.Strategi-strategi tersebut
dapat digunakan untuk pemrosesan (internalitation), penyimpanan (starage),
pengambilan (retrival), dan penggunaan bahasa yang baru
dipelajari.Strategi-strategi tersebut juga merupakan seperangkat alat untuk
mengarahkan diri sendiri untuk mengembangkan kemampuan komunikasi.
Choudron dalam (Irhamni, 2002:3)
mendefinisikan strategi pembelajaran sebagai kesadaran kognitif yang
diaplikasikan dalam pembelajaran, yang dikelompokkan ke dalam (1) strategi
alam, dan (2) strategi budaya.Strategi alam merupakan inti pengembangan
strategi budaya. Strategi alam bersifat induk, primordial, azali, menjadi
rujukan, statis, dan inspiratif, sedangkan strategi kultur bersifat
pengembangan, kreatif, bergerak, adaptif, dan tidak mempunyai kemapanan
konseptual. Pembelajaran dengan strategi alam dapat terwujud antara laindalam teknik pembelajaran dengan
peniruan (imitation), dan pembelajaran gramitika dalam pendekatan komunikatif
yang menolak rekayasa pembelajaran
semisal drill.
Adapun yang dimaksud strategi kultur atau
budaya adalah pembelajaran yang berbasis pada pengolahan peristiwa pembelajaran
bahasa ibu dan bahasa asing. Strategi ini akan melahirkan analisis kesalahan
(error analysis), lab bahasa, hafalan teks percakapan, urutan pemerolehan
bahasa, teks-teks kaidah berbahasa, dan sebagainya.
Brown (dalam Huda, 1999:144) menekankan konsep
strategi belajar sebagai tingkah laku yang tidak teramati di dalam diri
pembelajar. Brown membedakan antara strategi belajar (learning strategy) dan
strategi komunikasi (Communication Strategy). Strategi belajar berkaitan dengan
pemrosesan, penyimpanan, dan pengambilan masukan pemerolehan bahasa, sedangkan
strategi komunikasi berkenaan dengan keluaran pemerolehan bahasa.
Strategi belajar merupakan hal yang sangat
penting dalam belajar bahasa, karena ia merupakan sarana untuk mengaktifkan
diri siswa, pengarah diri untuk berkembang, khususnya mengembangkan kompetensi
komunikasi berbahasa (Oxford, 1991:1). Nur (2004:6) menyebutkan strategi
belajar mengacu pada prilaku dan proses-proses berfikir yang digunakan oleh
siswa yang mempengaruhi apa yang dipelajari, termasuk proses memori dan
metakognitif .Pressley (1991) menyebutkan bahwa strategi belajar adalah
operator-operator kognitif meliputi dan di atas proses-proses yang secara
langsung terlibat dalam menyelesaikan suatu tugas belajar.Strategi-strategi
tersebut merupakan strategi-strategi yang digunakan siswa untuk memecahkan
masalah belajar tertentu. Sebagai contoh
ketika siswa ditugasi untuk mengerjakan tugas-tugas belajar tertentu
misalnya mengisi suatu lembar kerja dalam pembelajaran membaca misalnya, maka
untuk menyelesaikan tugas-tugas belajar ini memerlukan keterlibatan dalam
proses-proses berfikir dan prilaku tertentu, seperti menskim atau membaca
sepintas judul-judul utama, meringkas, dan membuat catatan, serta memonitor
jalan berfikir diri sendiri.
Dengan berpijak pada pengertian strategi
belajar sebagaimana dipaparkan maka dapat disimpulkan bahwa strategi
pembelajaran merupakan rencana, metode, siasat, dan teknik yang digunakan guru
untuk mengaktifkan siswa, dan mengembangkan diri untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan.Strategi pembelajaran adalah strategi yang
digunakan guru untuk menjadikan siswa belajar dengan menggunakaan strategi
belajar tertentu.
Konsep Menulis
Menulis merupakan aktivitas
pengekspresian ide, gagasan, pikiran, atau perasaan ke dalam lambang-lambang
kebahasaan.Kegiatan menulis melibatkan aspek penggunaan tanda baca dan ejaan,
penggunaan diksi dan kosakata, penataan kalimat, pengembangan paragraf, pengolahan
gagasan, serta pengembangan model karangan.Dengan demikian dapat dinyatakan
bahwa kegiatan menulis melibatkan aspek isi dan aspek bahasa.Aspek isi atau
topik berkenaan dengan masalah pengembangan topik ke dalam ide-ide atau
pikiran-pikiran yang relevan serta pengorganisasiannya.Aspek bahasa berkenaan
dengan penggunaan tatabahasa, kosakata, serta ejaan untuk mewadahi topik.Kelly
(dalam Read, 1991) menyatakan bahwa kegiatan menulis merupakan upaya
menghasilkan ide dan bahasa sebagai sarana pengekspresiannya.
Pengertian Kreatif
Kata kreatif berasal dari bahasa
latinCreate yang artinya mencipta,
melahirkan, dan mencapai. Reilly dan Lewis (1983) membedakan istilah kreatif ke
dalam dua kategori, yaitu Traits Approach
dan Learned Behavior Approach.Traits Approach
memandang bahwa kreatif itu merupakan suatu karakteristik dan kecenderungan
tertentu dari individu. Hal itu berarti bahwa sikap kreatif itu merupakan aspek
bawaan dan lingkungan berfungsi sebagai alat bantu untuk menunjang kreatifitas
yang ada. Terkait dengan ketrampilan menulis kreatif, Edward, dkk (2003:vii) mengartikan kreatif
sebagai proses mengekspresikan ide dan mengeksplorasi imajinasi dengan
menggunakan berbagai bentuk tulisan baik fiksi, nonfiksi, maupun puisi.
Adapun yang dimaksud dengan learned behavior approach adalah
pendekatan yang memandang bahwa aspek kreatif merupakan akibat atau hasil dari
pengalaman yang berbentuk keahlian dan perilaku pada setiap individu. Dengan
demikian setiap individu secara potensial kreatif, dan lingkungan yang
mempengaruhi perbedaan kreatifitas seseorang.
Munandar (1988) memandang aspek
kreatif dari segi pribadi, pendorong, produk dan proses, dan ia menyatakan
bahwa lingkungan yang dapat mendorong munculnya tingkah laku kreatif meliputi
lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, dan
lingkungan kebudayaan. Dari segi proses Munandar menyatakan bahwa pengertian kreatif sama
dengan kemampuan berpikir kreatif. Adapun ciri-ciri berpikir kreatif adalah
terampil berpikir orisinil, memperinci/mengelaborasi, dan menilai. Sedang
dilihat dari segi produk sikap kreatif merupakan produk kreatif yang oleh
Vernan (1982) dinyatakan bahwa produk kreatif mempunyai kriteria (1) produk itu
harus nyata, (2) produk itu harus baru, dan (3) produk itu adalah hasil dari
kualitas unik individu dalam interaksi dengan lingkungannya.
Dari pengertian tersebut dapat
disimpulkan bahwa kreatifitas seseorang dapat ditingkatkan melalui pengelolaan
lingkungan sebagaimana dinyatakan oleh Clark (1983) bahwa bila faktor
lingkungan mendorong, maka bakat berkembang, tetapi bila lingkungan menghambat
maka bakat itu akan menciut. Dengan demikian pengembangan kreatifitas anak
dapat dilaksanakan melalui pembelajaran kreatif.
Startegi Pembelajaran Kreatif
Pembelajaran kreatif menurut
Semiawan (1988) adalah pembelajaran yang memungkinkan meningkatnya perilaku
kreatif pebelajar.Pembelajaran kreatif ini memungkinkan pebelajar belajar
kreatif, yaitu belajar yang mengasyikkan, yang mengerahkan potensi kreatifitas,
dan menimbulkan berbagai getaran penemuan terhadap hal-hal yang sebelumnya
belum diketahui, dikenal atau dipahaminya.
Pengembangan kemampuan kreatif
berhubungan erat dengan strategi pembelajaran.Dalam situasi pembelajaran yang
menaruh kepercayaan terhadap kemampuan anak untuk berpikir dan berani mengemukakan
gagasan baru, dan ketika siswa diberi kesempatan untuk bekerja sesuai dengan
minat dan kebutuhannya maka kemampuan kreatif dapat tumbuh dengan subur.
Clark (1983) mengatakan bahwa
strategi pembelajaran yang berhasil mengembangkan aspek kreatifitas adalah yang
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
1) Lebih banyak melakukan aktivitas-aktivitas
berpikir.
2) Menggunakan lebih sedikit aktivitas ingatan.
3) Memberikan kesempatan untuk mempergunakan
pengetahuan secara kreatif.
4) Menggunakan evaluasi untuk diagnosis.
5) Mendorong ekspresi spontan.
6) Memberikan suasana penerimaan.
7) Memberikan stimulasi yang kaya dan bervariasi.
8) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan profokatif.
9) Tidak menolak ide siswa yang baru dan
mendorongnya untuk menguji sendiri ide-ide barunya.
10) Memberikan latihan dan percobaan yang tidak
dievaluasi.
11) Mengajar keterampilan berpikir kreatif seperti
orisinalitas, kelancaran, keluwesan, elaborasi, menemukan ide secara sengaja,
penilaian yang ditunda, berpikir alternatif, dan menyusun hipotesis.
12) Mengajar keterampilan meneliti, seperti
inisiatif mengeksplorasi, mengobservasi, mengklasifikasi, bertanya, menyusun,
dan menggunakan informasi, mencatat, menerjemahkan, menyimpulkan, menguji
kesimpulan, menyajikan kembali pengalaman dan observasi, mengkomunikasikan,
menggeneralisasi, dan menyederhanakan.
Prinsip Pembelajaran Menulis Kreatif
Prinsip- prinsip pembelajaran
menulis kreatif menurut Ellis (1989:182-183) adalah: (1) melakukan observasi
dan menulis, (2) mengasosiasikan kata, (3) menemukan informasi, (4) menemukan
cara alternatif untuk melihat sesuatu, (5) menulis apa yang dilihat, jangan
menceritakan secara lisan, (6) membuat kalimat yang biasa menjadi luar biasa,
(7) memilih kata yang tepat, dan (8) menulis metafora/analogi.
1) Melakukan Observasi dan Menulis
Kegiatan
ini dapat dimulai dengan mengamati objek atau benda misalnya buah-buahan,
mainan, atau bisa juga anak diminta untuk membawa majalah untuk melakukan
pengamatan pada gambar-gambar yang ada pada majalah. Kemudian guru atau siswa
lain mengajukan pertanyaan terhadap objek yang diobservasi tersebut.
Jawaban-jawaban dari pertanyaan tersebut ditulis untuk disusun menjadi puisi
atau prosa deskripsi.
2) Mengasosiasikan Kata
Guru meminta siswa untuk
mengasosiasikan kata-kata tertentu, dan guru atau siswa lain dapat membantu
dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan. Hasil jawaban siswa disusun menjadi
karya tulis kreatif.
3) Menemukan Informasi
Siswa diberi kesempatan untuk
menemukan informasi dari apa yang dirasakan dan dipikirkan, dan menuangkannya
dalam bentuk tulisan.
4) Menemukan Cara Alternatif untuk Melihat
Sesuatu
Yaitu dengan meminta siswa untuk
mengungkapkan kesenangan dan keinginan yang mendalam.
5) Menulis Apa yang Dilihat
Guru mengajak siswa melihat sesuatu
objek, kemudian siswa diberi kesempatan untuk mendeskripsikan apa yang dilihat
menurut versi sendiri.
6) Membuat Hal-Hal yang Biasa Menjadi Luar
Biasa
Guru menajak siswa membaca sebuah
cerita kemudian siswa diminta untuk mengubah perwatakan tokoh dalam cerita,
konflik, dan sebagainya sesuai dengan kreativitas masing-masing siswa.
7) Menggunakan Metafora
Yaitu meminta siswa menggunakan
ungkapan perbandingan, perumpamaan, bahasa majas atau kiasan dalam karangan
mereka.
Menulis kreatif menurut Edwards,
dkk. (2003:vii) adalah kegiatan mengekspresikan ide dan mengeksplorasi
imajinasi dengan menggunakan berbagai bentuk tulisan misalnya fiksi, nonfiksi,
atau puisi.Melalui kegiatan menulis fiksi seorang anak dapat menuangkan
imajinasinya secara bebas yang dapat berbetuk cerita pendek maupun narasi
secara umum.Melaluikegiatan menulis nonfiksi pebelajar dilatih untuk melakukan
kegiatan menulis tentang laporan cuaca, laporan kegiatan out bond, rekreasi,
kegiatan ekstra kurikuler, dan seterusnya.Elalui kegiatan menulis puisi
pebelajar berlatih mengekspresikan imejinasinya terkait dengan ungkapan kata
frasa dan kalimat yang sesuai dengan aturan penulisan puisi.
Beberapa
kegiatan kreatif yang dapat menunjang kegiatan menulis kreatif menurut Edwards,
dkk.(2003:14-16) adalah kegiatan menjadi kolektor kata dan menjadi detektif
bahasa. Sebagai kolektor kata pebelajar dimotivasi untuk selalu menambah
kosakata yang dimiliki melalui kegiatan (1) membuat kartu kata, (2) kartu
bergambar, (3) lembaran kamus, (4) kamus elektronik,(5) papan siap tulis dan
hapus, (6) keranjang atau kotak kata, atau amplop kata, (7) daftar kata
berdasar alpahabet atau kategori sukukata tertentu. Sebagai detektif bahasa
pebelajar diarahkan untuk melakukan kegiatan berikut. (1) Memilih beberapa kata
yang mempunya sukukata awal sama, (2) memilih kata kata yang mempunyai akar
kata sama, (3) memisahkan kata kata dari gabungannya, (4) mengelompokkan kata
kata yang mempunyai kesamaan bentuk, (5) mengubah kata menjadi berbagai variasi
bentuk kata, (6) menyusun kalimat dengan bantuan kata tertentu, dan (7) membuat
daftar arti kata yang diperoleh dari teks lisan maupun tulis.
Daftar
Rujukan
Clark, B. 1983.Growing up Gifted. Colombus: Merril Publication. CO.
Edwards, Sharon A.; Maloy, Robert W.;
O’Loughlin, Ruth Ellen Verock. 2003.Ways of Writing with Young Kids:
Teaching Creativity andConventions Unconventionally. Boston: Pearson
Education, Inc.
Effendy, A. F. 1993. Lagu dan Permainan sebagai Media
Pengajaran Bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyah. Majalah Nadi Tahun II No: 1
Effendy, A.F. 2004. Strategi pembelajaran Duru:s Arabiyyah
Muktsafah (DAM). Makalah disampaikan pada Konsultasi tenaga ahli
pembelajaran bahasa Arab di Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas
Negeri Maaalang.
Ellis, A. , Pumau, J. , Standal T., dan Rummel,
M. K. 1989. Elementary Language Arts
Instruction. New Jersey: Prentice Hall.
Everet, W. 1987. Apopular Song as A Teaching
Instrumen.Forum, Vol XXV.
Huda, N. 1999.
Pengajaran Bahasa Kedua Berbasis Strategi Belajar. Dalam: Bahasadan Seni. Tahun: 27, 2: 143-145.
Irhamni. 2002. Strategi Pembelajaran ALA. Makalah
disajikan dalam seminar Pelatihan Pembelajaran bahasa Arab untuk Anak (ALA) di
Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang.
Kasbolah, K. 2004. Pengajaran Bahasa Inggris di Sekolah Dasar:
Kebijakan, Implementasi, dan Kenyataan. (Pidato Pengukuhan Guru Besar dalam
Bidang Pengajaran Bahasa Inggris pada fakultas Sastra Universitas Negeri
Malang, Disampaikan pada Tanggal 12 Januari 2004).
Munandar, S.C.U. 1987. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: PT
Gramedia.
Munandar, S.C.U. 1988. Memupuk Kreativitas Anak
Usia Pra Sekolah. Dalam: S.C. Utami Munandar (Ed) Kreativitas Sepanjang Masa. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Murdibyono, A. W. 1995. Bahasa Inggris untuk
Sekolah Dasar: Tujuan Pengembangan dan Karakteristik Pembelajar. Dalam: Bahasa dan Seni. Tahun 23.No. 2.
Nur, M. & Wihandari, P.R. 2000. Pengajaran Berpusat kepada Siswa dan Pendekatan Konstruktivis dalam
Pengajaran. Surabaya: Pusat Sains dan Matematika Sekolah
Unesa: University Press.
Oxford, R.L. 1989. Use of Learning Strategies:
a Synthesis of Studies with Implications for Strategy Training. Dalam: System, 12, 2: 235-247.
Oxford, R. L. 1990. Language Learning Strategies. What Every Teacher Should Know. USA:
Newbury House Publishers.
Oxford, R.L. 2002.Language Learning Strategies in a Nutshell:
Update and ESLSuggestions. Dalam: Methodology in Language Teaching.
Richards J. C. & Renandya W.A. (Eds). Cambridge: University Press.
Percy, B. 1981.The Power of Creative Writing. London: Prentice Hall International,
Inc.
Read, John. 1991. The Validity of Writing Test
Tasks. Dalam Sarinee Anivan (ed), Current
Developments in Language Testing. Singapore: SEAMEO RELC.
Reilly, R.R. dan E.L. Lewis. 1983. Educational Psychology Aplications for
Classroom Learning and Instruction. New York: MC Millan Publishing.Co.
Risakotta, I. 1990. Beberapa
Contoh Permainan Untuk Pengajaran Bahasa dalam Kelompok Besar, dalam Learnen Und Lehren no. I Februari 1990.
Rofi’uddin, A. 2002.
Teknik Peningkatan Kemampuan Berbicara untuk Murid Sekolah Dasar Kelas Tinggi.
Dalam : Bahasa dan Seni. Tahun
30. No 1 Februari.
Semiawan, C. 1988. Belajar Kreatif untuk
Mengembangkan Bakat Kreatifitas pada Masa Usia
Sekolah. Dalam SC. Utami Munandar (Ed) Kreativitas Sepanjang Masa. Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan.
Ur, P. and Wright, A. 1992.Five Minutes Activities: A Reseurce Book of Short Activities. Cambridge
University Press.
Vernan, P.E. (Ed) 1982.Creativity. Baltimore: Penguin.
Posting Komentar untuk "STRATEGI PEMBELAJARAN MENULIS KREATIF UNTUK ANAK DIDIK"
Gambar ataupun video yang ada di situs ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut.