Inilah Hikmah dan Kreasi Pembelajaran Jarak Jauh di Masa Pandemi Covid-19
DAPODIK.CO.ID - Belajar
dari covid-19. Sebagaimana yang dikatakan oleh Mendikbud Nadiem Makarim bahwa
Covid membawa perubahan dalam setiap aspek kehidupan terutama dalam pendidikan.
Pendidik (Guru), orang tua, dan peserta didik harus menerima dan melakukan
perubahan agar dapat bertahan dalam situasi pandemi Covid-19, yakni menerima
perubahan sistem pembelajaran dengan metode Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Situasi ini semakin menyadarkan saya sebagai pendidik bahwa pembelajaran bisa
terjadi dimanapun, kapanpun, dan dilakukan oleh siapapun.
Kegiatan
belajar mengajar (KBM) tidak hanya bisa terjadi di sekolah sebagaimana yang
masih ada dalam pandangan publik pada umumnya. Pengalaman saya ini juga
sekaligus menjawab pertanyaan banyak orang yang menanyakan ”Bagaimana anak-anak
SLB melakukan PJJ?, Apakah mereka bisa melakukan PJJ?”, dan
pertanyaan-pertanyaan lainnya. Secara singkat saya mengatakan bahwa anak-anak
SLB juga dapat dan mampu melakukan PJJ dan PJJ memiliki dampak yang positif
untuk perkembangan kemandirian anak.
Beberapa nilai-nilai positif yang
dapat saya petik dari pengalaman saya melakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)
selama pandemi Covid-19 adalah:
Pihak
Guru
1. Berupaya
menyusun Program Home Learning yang sesuai dengan kebutuhan,
kemampuan dan bermanfaat bagi anak (anak yang saya dampingi adalah anak autis
berat). Saya berupaya untuk kreatif dan inovatif dalam
menciptakan/mempersiapkan/memilih materi yang efektif, situsional, dan
fungsional bagi anak yang dikirim setiap hari melalui WA.
2. Memodifikasi
media pembelajaran yang mendukung materi ajar dengan memperhatikan: (a) Media
mudah didapatkan (media yang tersedia di rumah atau lingkungan rumah), (b)
Media menarik bagi anak (gambar-gambar berwarna dan yang disukai anak), (c)
Media tidak membahayakan.
3. Pada
Program Pembelajaran Home Learning guru menuliskan dengan
sangat jelas kemampuan yang dimiliki anak saat ini, materi yang hendak
diajarkan, tujuan dari materi, alat dan media, metode, serta langkah-langkah
pelaksanaan kegiatan belajar (RPP sederhana).
4. Selain
dengan mengirimkan langkah pembelajaran secara tertulis, Guru juga mengirimkan
video tutorial cara mengajarkan materi dan cara mendampingi anak saat belajar
kepada orang tua. Dengan cara ini orang tua tidak mengalami kebingungan dalam
mengajarkan materi kepada anak.
5. Guru lebih
mudah mengevaluasi/memantau perkembangan kegiatan, bina diri dan kemandirian
anak selama di rumah. Karena pengalaman saya selama ini, beberapa orang tua
tidak melanjutkan program pembelajaran (di sekolah) ketika anak di rumah
sehingga program pembelajaran tidak berkesinambungan, yang berdampak pada
kurang optimalnya perkembangan anak.
6. Guru
berusaha belajar menggunakan aplikasi online dan menciptakan pembelajaran
daring (dalam jaringan) maupun Luring (Luar jaringan) yang efektif bagi
anak-anak dengan karakteristik yang berbeda-beda satu dengan yang lain.
Pihak
Orangtua
Dari
pengakuan orang tua sendiri, diperoleh hal-hal sebagai berikut:
1. Orang tua
semakin menyadari peran penting seorang guru dalam pendidikan anaknya, “Bangga
terhadap perjuangan guru, semakin menyadari kesulitan yang dihadapi guru dalam
mendampingi anak, dan semakin menghargai usaha guru”.
2. Orang tua
semakin terampil dan kreatif dalam mendampingi anak terutama dalam mendampingi
anak belajar.
3. Orang tua
semakin mengetahui perkembangan anak (dalam bidang akademik) dan terlibat aktif
dalam pengembangannya.
Nilai
positif secara umum adalah semakin meningkatnya kerjasama/kolaborasi yang baik
dan efektif antara sekolah, guru dan orang tua dalam mendampingi anak belajar.
Kendala
yang saya hadapi selama pandemi dalam melakukan PJJ serta solusi yang dilakukan
untuk mengatasi kendala
1. Pada awal
pelaksanaan PJJ, saya maupun orang tua belum siap menerapkan PJJ, hal ini
tampak dari kurang singkronnya antara tujuan materi yang diharapkan guru dengan
pelaksanaan yang dilakukan orang tua/anak. Solusinya adalah belajar dari
situasi ini, Guru, orang tua, serta siswa belajar menerima perubahan, melakukan
komunikasi aktif untuk menyamakan persepsi, belajar bersama, dan melakukan
kolaborasi hingga pelaksanaan PJJ semakin hari semakin efektif.
2. Karakteristik
anak yang berbeda-beda “autis berat” belum bisa menggunakan aplikasi pembelajaran
secara online (face to face) sehingga pembelajaran masih didominasi
sistem luring (Luar Jaringan). Solusinya adalah supaya pembelajaran tetap
efektif komunikasi daring dilakukan dengan orang tua seperti membuat video
tutorial untuk orang tua dan menelpon orang tua untuk menjelaskan materi dan
cara pelaksanaanya. Dengan kata lain, dalam PJJ ini Guru tidak hanya
mengedukasi siswa tapi juga orang tua siswa.
3. Ada anak
yang masih sulit untuk belajar, baik melalui daring maupun luring (karena
kondisi autis berat). Solusinya adalah Guru menyusun program khusus untuk anak
selama PJJ. Program yang secara khusus atau fokus pada latihan kemandirian
(Bina diri), latihan mengendalikan emosi, pembentukan perilaku, dan memberi
penekanan pada program diet anak.
4. Anak sudah
mulai tampak bosan (pengaruh stay at home) sehingga menurut laporan
orang tua anak sudah mulai tantrum. Solusinya adalah pemberian materi
pembelajaran yang bersifat rekreasi dan dengan metode bermain. Belajar di
lingkungan rumah. Anak bisa bermain sambil belajar. Hal itu cukup efektif dalam
menangani masalah tersebut. Orang tuapun lebih rileks dan anakpun tidak
terbebani.
5. Beberapa
anak tidak mau bersama/bertemu guru lagi. Anak berusaha menghindar atau
menangis ketika dipanggil oleh guru. Pengalaman yang sungguh
menyedihkan bagi seorang guru “siswa lupa dengan gurunya”. Sikap yang
demikian memang merupakan salah satu ciri dari beberapa anak autis
”menghindar/menolak bersama orang baru”. Karena sudah lama tidak bertemu dengan
guru, guru tersebut adalah orang baru bagi anak.
Pengalaman
ini juga sekaligus menjadi kekawatiran kami, jika semakin lama anak tidak masuk
sekolah, anak akan lupa untuk sekolah atau lupa dengan guru-gurunya sehingga
ketika mereka nantinya masuk sekolah, kami akan kembali memulai pendampingan
dari awal. Untuk saat ini, hal yang bisa kami lakukan untuk menjalin relasi
dengan anak seperti menyapa anak lewat Video Call via WA.
Kendala-kendala
serta solusi ini dapat diperoleh dengan adanya kolaborasi, kerjasama,
keterbukaan, dan komunikasi yang baik antara sekolah, Guru, dan orang tua,
sehingga dengan cepat melakukan evaluasi dan mencari solusi yang tepat
sehingga PJJ tetap berjalan dengan baik dan efektif.
Sumber:
Pidato Menteri Pendidikan
Posting Komentar untuk "Inilah Hikmah dan Kreasi Pembelajaran Jarak Jauh di Masa Pandemi Covid-19"
Gambar ataupun video yang ada di situs ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut.