10 Kunci Keberhasilan Siswa SMA/ SMK Dimasa Depan
DAPODIK.CO.ID - 10 Kunci Keberhasilan Siswa Sma/ Smk Dimasa Depan. Siswa SMA/ SMK haruslah paham dan menyadari kode etik, etika, etos anak. Ada beberapa point yang harus dijalani seperti :
10 Kunci Keberhasilan Siswa Sma/ Smk Dimasa Depan
1. Menghormati
Orangtua dan Guru.
Menghormati
Orangtua adalah perintah agama yang tidak boleh dilanggar dan merupakan
kewajiban anak. Hal ini adalah bagian dari persiapan diri dari anak yang suatu
saat kelak akan menjadi orangtua juga. Maka anak yang menghormati orangtuanya
akan menjadi anak yang terhormat dikemudian hari.
Jika
dirumah sudah terbiasa menghormati orangtua, maka hormat pada guru disekolah
adalah hal yang akan selalu dilakukan begitu pula sebaliknya.
Orangtua
juga merupakan guru abadi dan guru terbaik sepanjang hidup jadi menghormati
orangtua adalah bagian penting pada kehidupan.
2. Sudah Bisa Bangun
Pagi Sendiri
Bangun
pagi adalah kodrat alamiah setiap manusia. Manusia dewasa haruslah bisa
melakukan hal ini, bangun pagi tanpa bantuan orangtua adalah representasi dari
kedisiplinan. Hal ini harus dibangun pada diri masing-masing siswa sejak dini.
3. Sudah Mampu
Mencuci Baju dan Seragam Sekolah
Mencuci
baju dan celananya sendiri adalah bagian dari latihan kemandirian yang sangat
mendasar. Bertanggung jawab kepada dirinya sendiri untuk melengkapi kebutuhan
dirinya sendiri.
Dalam
hal ini, anak akan berlatih tentang prioritas. Mana pakaian yang paling kotor
dan perlu perhatian lebih dalam proses permbersihan. Anak juga akan tau apa
penyebab pakaian kotor sehingga mereka akan lebih berhati-hati dalam melakukan
sesuatu. Anak berlath kemandirian agar suatu saat kelak jika mereka harus pergi
merantau jauh dari rumah dan orangtua, mereka sudah biasa melakukan semua
sendiri.
4. Melaksanakan
Kewajiban Agama Tanpa Perintah Orangtua atau Guru
Melaksanakan
kewajiban agama tanpa perintah orangtua atau guru merupakan kenikmatan
tersendiri. Anak harus memanfaatkan waktu sehat dan bugar untuk melaksanakan
kewajiban beragama. Proses ini merupakan wujud dari pembentukan karakter yang
bertanggungjawab.
5. Belajar
Dirumah Tanpa Perintah Orangtua
Belajar
dirumah dengan kesadaran diri sendiri tanpa diperintah oleh orang tua merupakan
langkah yang sangat baik untuk menunjang rasa tanggungjawab dan haus akan ilmu.
Banyak siswa yang setelah usai kegiatan belajar disekolah memutuskan untuk
bermain. Bukan berarti bermain itu dilarang, tapi sebagai siswa, mereka harus
bisa memprioritaskan mana yang lebih mereka butuhkan. Dengan belajar dirumah
maka si anak akan bisa menyerap ilmu lebih banyak dan hasilnya tidak akan
mengecewakan. Dalam hal ini, Intensitas belajar harus lebih banyak daripada
bermain. Orangtua bisa mengawasi apa yang anak lakukan, jangan melarang anak
bermain tapi beri pengertian bahwa belajar adalah prioritas tama mereka sebagai
siswa. Saat libran sekolah adalah waktu untuk bermain dan Refresh otak
mereka.
6. Menjaga
Kebersihan dan Kerapihan Diri
Tahap
ini adalah tahap dimana peran orangtua sangat dibutuhkan. Untuk anak laki-laki,
peran ayah sangat vital dalam mengajari anaknya bagaiman berpenampilan rapih,
bersih dan santun seperti rambut pendek dan memotong kuku. Ayah bisa menemani
anak pergi ke salon untuk memotong dan merapikan rambutnya atau lebiha baik
ketika si ayah bisa mencukur rambut anaknya. Ayah bisa memberi wejangan kepada
anak sembari mencukur rambut. Tahap ini merupakan bagian penting untuk
interaksi batin kepada anak. Pada fase ini anak sedang menjalani tahap dimana
si anak ingin dibebaskan, mereka tidak mau keinginan mereka dibatasi atau bahkan
dilarang. Jadi pendekatan emosional dari orang tua sangat diperlukan disini.
Untuk siswi perempuan bisa berkonsultasi kepada ibu nya.
Jika mereka adalah seorang muslim, mereka akan diarahkan bagaimana
berpenampilan selayaknya perempuan muslim. Mengenakan jilbab dan menggunakan
pakaian tertutup yang tidak memperlihatkan aurat adalah pola pembentukan diri
yang diajarkan oleh agama, karena untuk muslim dan Muslimah bab pertama dalam
ilmu Fiqih adalah Toharoh/Bersuci. Menjaga kebersihan dan
kerapihan diri adalah bagian esensial dalam pembentukan karakter anak.
7. Tidak
Menyalahgunakan Media Sosial
Pada
zaman ini, Media Sosial merupakan bagian yang tidak bisa dilepaskan terutama
oleh para anak muda. Sejatinya, Media Sosial diciptakan untuk saling memberi
informasi dan berbagi hal-hal positif, tapi seiring berjalanya waktu, justru
banyak masalah yang timbul dari Media sosial. Penyebaran isu SARA, Penebaran
Kebencian, Sharing konten Porno, kasus penculikan bahkan Bunuh diri
sudah dilakukan secara Live di Media Sosial. Pemerintah mengeluarkan
undang-undang ITE untuk memberi batasan pada konten media sosial yang sudah
terlampau provokatif.
Peran guru dan orangtua disini sangatlah vital. Guru dan orangtua harus
berkerjasama dalam menuntaskan masalah “kecanduan medsos”, dan harus dilakukan
penyuluhan agar siswa mengerti bahwa konten di media sosial seperti pisau
bermata dua, di satu sisi bisa sangat bermanfaat dan di sisi lain sangatlah
mematikan. Kampanye internet positif juga belum bisa menutup lajur situs dan
konten eksplisit dan porno, hingga akhirnya Google sebagai perusahaan
IT terbesar di dunia membuat sistem Safe Search. Sistem ini diharap
bisa menekan laju konten negative untuk muncul ke permukaan dan diharap
membantu mendorong konsep internet positif untuk tampil lagi sebagai filter
untuk para netizen yang “haus” informasi dari internet.
8. Tidak Merokok
dan Menjauh Dari Jangkauan Asap Rokok
Tidak
pernah ada yang mengajurkan siapa pun untuk merokok, karena dampaknya sangatlah
buruk untuk kesehatan si perokok aktif dan perokok pasif. Tapi kenyataanya,
sudah banyak siswa sekolah dasar yang dengan santainya merokok didepan umum,
dan untuk anak sekolah lanjutan tingkat atas, sudah bukan hal yang aneh untuk
khlayak jika melihat mereka merokok. Semua pihak berwenang harus ikut
berpartisipasi menuntaskan masalah ini, terutam untuk para siswa, mereka
sebaiknya menjaga kesehatan mereka dengan tidak merokok karena untuk meraih
cita-cita dibutuhkan fisik dan mental yang sehat.
9. Tidak
Menggunakan Narkoba, Narkotika, Minuman Alkohol dan Zat Adiktif Lainya
Menggunakan
Narjoba berarti sudah kontrak mati. Bagaimanapun pengguna narkoba seperti sudah
tidak punya harapan lagi, sangat sedikit yang bisa terlepas dari jeratan
narkoba baik dari pihak pengguna dan pengedar. Semua pihak perlu
bertanggungjawab akan masalah narkoba ini, pendekatan emosional dari orang tua
harus sering dilakukan, sampaikan dengan santai, dengan bahasa dan istilah yang
si anak kenal, perlahan tapi pasti tertanam dihati anak.
Jika perlu berikan sedikit rasa takut, berikan visualisasi tentang bagaimana
mengerikanya para “jungkie” yang banyak mati karena narkoba, atau para pengedar
yang di hukum seumur hidup bahkan di hukum mati. Peran guru disekolah juga
sebagai pembimbing dan pengawas anak, apa yang mereka lakukan dalam lingkungan
sekolah. Lalu pemerintah juga harus lebih gencar memberi penyuluhan tentang
bahaya narkoba. Dengan menjalani itu semua, maka sedikit demi sedikit masalah
narkoba bisa diselesaikan dan para siswa bisa melanjutkan Pendidikan mereka dan
meraih cita – cita.
10. Tidak
Melanggar Peraturan Agama
Sembilan
hal diatas tidak akan berjalan tanpa doa dan ikhtiar kepada Tuhan yang maha
ESA. Lalu permasalahan paling besar justru timbul di fase ini, dimana setiap
individu seharusnya menaati perintah agama, tapi kenyataanya pelanggaran aturan
agama sudah biasa dilakukan oleh masyarakat modern. Seks bebas, mabuk-mabukan
dan masih banyak hal yang tidak terpuji justru malah lumrah dilakukan. Banyak
terjadi kasus siswa/siswi yang melakukan hubungan seksual seperti layaknya
pasangan suami istri. Banyak pula kasus hamil duluan dan akhirnya di gugurkan,
ada juga yang akhirnya menikah dan cita-cita yang sudah dibangun sejak dulu
lenyap begitu saja.
Masa muda terrengut akibat nafsu sesaat. Ini adalah fase paling
mengkhawatirkan, dimana banyak anak sekolah yang pacaran dan hubungan itu
berlangsung “kelewatan”. Pendidikan seks sejak dini memang perlu dilakukan
dalam keluarga. Orangtua harus memberi tahu bagaimana konsekuaensinya jika
anak-anak berani melakukan hubungan seks diluar nikah. Masalah ini harus diberi
perhatian khusus dari semua pihak untuk masa depan yang lebih baik.
Demikian Artikel Terkait 10 Kunci Keberhasilan Siswa Sma/ Smk Dimasa Depan. Semoga Ada Manfaatnya Dan Silakan Bagikan Artikel Ini Ke Sosial Media Kalian Dengan Menekan Tombol Share Di Bawah.
Jika
artikel ini kurang jelas dan mungkin masih ada pertanyaan, anda bisa tanyakan
pada kolom komentar yang tersedia di akhir postingan ini. Untuk dapat mengikuti
berita terbaru dan mendapatkan notifikasi silahkan follow
akun www.dapodik.co.id ini. Karena akan menyajikan berita terbaru dan
terpopuler di dunia pendidikan, terima kasih.
Posting Komentar untuk "10 Kunci Keberhasilan Siswa SMA/ SMK Dimasa Depan"
Gambar ataupun video yang ada di situs ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut.