BANTU AKU – Cerpen
BANTU AKU – Cerpen
Pak
Andi sudah mulai gelisah, tadi dengan sabar dia menunggu Bu Rita yang permisi
makan siang dan sholat. Sudah tiga jam duduk manis di ruangan itu. Tak juga
muncul wajah orang yang ditunggu. Kesabarannya berganti keheranan. Pegawai lain
sudah dari tadi sibuk kembali dalam aktifitas rutinnya. Bu Rita tak ada.
Padahal ini sudah hari ketiga dia datang berurusan ke kantor ini.
Urusannya
menjadi bagian tugas Bu Rita. Tak bisa digantikan pegawai lain. Hari pertama
dia datang, Bu Rita ke kota propinsi. Pulang dengan tangan hampa. Hari
berikutnya, Bu Rita lagi rapat. Hari ini yang ketiga. Dia datang, dilayani
sebentar, belum selesai tapi jam makan siang sudah membatasi. Sekarang menunggu
tanpa kejelasan.
"
Bu Rita makan siang di mana, Bu? " dia memberanikan diri bertanya pada
salah seorang pegawai wanita yang mejanya ada di sebelah meja kerja Bu Rita.
"
Bapak menunggu, Bu Rita? Coba langsung saja ke ruang sebelah. Di sebelah kiri
ruangan Kabid." Jawabnya ramah sembari menunjuk arah dan tersenyum manis.
Dia
bergegas menuju arah yang ditunjuk. Langkahnya tergesa karena diburu waktu.
Perlahan diketuknya pintu.
" Oh, jangan! Aku harus gimana? Apa yang harus kulakukan? Tolong
aku....tolong! "
Suara panik dari dalam ruang itu membuatnya tak menunggu pintu dibuka. Dia
ingin menolong. Bu Rita butuh pertolongan.
"
Ada apa, Bu? " tanyanya cemas.
" Aku harus gimana? Tolong aku! Aku tak bisa keluar! " jawabnya sedih
dan panik.
" Mari, Bu! Mari kubantu! Kupanggil teman Ibu dulu ya, Bu? "
" Jangan! " suaranya melengking bikin kaget
" Aku tak bisa angkat Ibu sendiri, Bu. "
" Aku tak perlu diangkat. Bantu aku! Alisku hilang. Habis tercuci waktu
berwuduk. Pinsil alisku tertinggal di rumah. Aku malu keluar ruangan ini."
Oleh :
Zuldefita Zoebir
Posting Komentar untuk "BANTU AKU – Cerpen"
Gambar ataupun video yang ada di situs ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut.