6 Masa Perkembangan Anak Usia Dini
DAPODIK.co.id - 6 Masa Perkembangan Anak Usia Dini. Pada masa usia dini, terdapat beberapa masa yang perlu diketahui oleh seorang pendidik anak usia dini sehingga ia dapat memberikan stimulasi dan rangsangan yang tepat pada anak didiknya. Masa-masa tersebut dapat dijabarkan dalam 6.
6
Masa Perkembangan Anak Usia Dini
Berikut Ini Adalah 6 Masa
Perkembangan Anak Usia Dini:
1.
Masa Peka
Masa
peka ini merupakan masa munculnya berbagai potensi (hidden potency) atau suatu
kondisi dimana suatu fungsi jiwa membutuhkan rangsangan tertentu untuk
berkembang.
Konsepsi
Montessori ini cukup mendapat dukungan oleh penelitian terbaru dalam bidang
neurologi (ilmu syaraf). Para ahli ilmu syaraf telah menemukan berjuta-juta
pertumbuhan sel-sel syaraf pada seorang bayi. Selsel syaraf yang tidak
difungsikan atau tidak dirangsang untuk berfungsi maka sel-sel tersebut akan
mati dan tidak dapat dipergunakan lagi. Banyak sekali sel-sel syaraf yang mati
pada usia bayi secara sia-sia yang tidak dapat dipergunakan lagi ketika anak
memasuki usia remaja hingga dewasa. Montessori membagi fase penyerapan otak
menjadi dua tahap, yaitu fase sadar dan fase tidak sadar.
Sejak
lahir sampai usia 3 tahun anak belajar hanya dengan berhubungan dengan objek,
dengan mengalami lingkungan fisik. Fase ini merupakan fase tak sadar. Pikiran
masih kosong dan bebas menyerap informasi yang masih mentah dan tidak disensor.
Pada tahap penyerapan tak sadar ini, otak menyerap rangsangan fisik tanpa
diskriminasi atau rekayasa. Kepekaan seseorang terhadap peristiwa dan perubahan
lingkungan membuat otaknya terus menyerap sentuhan, rasa, pandangan,
pendengaran dan bau dengan demikian kinerja otaknya akan terus berkembang dan
meningkat semakin optimal. Oleh karena itu, pendidik perlu membangkitkan
kepekaan anak terhadap lingkungan dan perasaan orang lain agar kemampuan
otaknya dapat berkembang seoptimal mungkin.
Sebagian
pendidik baik orang tua maupun guru belum sepenuhnya mampu menciptakan suatu
kondisi yang kondusif, memberi kesempatan dan menunjukkan permainan serta alat
permainan tertentu yang dapat memicu munculnya masa peka dan atau menumbuh
kembangkan potensi yang ada di masa peka.
2.
Masa
Egosentris
Orang
tua harus memahami bahwa anak masih berada pada masa egosentris yang ditandai
dengan seolah-olah dialah yang paling benar, keinginannya harus selalu dituruti
dan sikap mau menang sendiri. Orang tua harus memberikan pengertian secara
bertahap pada anak agar dapat menjadi makhluk sosial yang baik. Misalnya dengan
melatih anak untuk dapat berbagi sesuatu dengan temannya atau belajar
antri/menunggu giliran saat bermain bersama.
Penjelasan
lain mengungkapkan bahwa rentang perkembangan usia 0 tahun sampai dengan 8
tahun muncul masa yang dinamakan dengan “masa trotz alter 1” atau sering
disebut masa “membangkang tahap 1” , terutama usia 3 tahun sampai 6 tahun. Masa
ini diperkuat dengan munculnya “ego” (keakuan) yang merupakan cikal bakal
perkembangan “jati diri” anak. Tumbuhnya ego (keakuan) harus didukung oleh
tindakan edukatif orang dewasa sehingga keakuan anak akan berkembang ke arah
terbentuknya konsep diri atau jati diri yang positif pada anak, tidak
sebaliknya menjadi anak yang “keras kepala” dan “keras hati”.
3.
Masa
Meniru
Pada
masa ini proses peniruan anak terhadap segala sesuatu yang ada di sekitarnya
tampak semakin meningkat. Peniruan ini tidak saja pada perilaku yang
ditunjukkan oleh orang-orang di sekitarnya tetapi juga terhadap tokohtokoh
khayal yang sering ditampilkan di televisi, koran, majalah maupun media
lainnya.
Pada
saat ini orang tua atau guru, sebagai pendidik haruslah dapat menjadi tokoh
panutan bagi anak dalam berperilaku. Menyadari kecenderungan alamiah otak untuk
meniru dapat menambah kedalaman pengertian dan arti terhadap hubungan
pendidik/anak. Anak dapat meniru segala sesuatu termasuk bahasa, gerakan, bunyi
mesin, semua suara alam, sahabat, orang tua dan yang paling penting menirukan
pendidik. Anak akan melakukan peniruan dengan sangat objektif dan dengan
ketepatan dan ketelitian luar biasa.
4.
Masa
Berkelompok
Biarkan
anak bermain di luar rumah bersama teman-temannya, jangan terlalu membatasi
anak dalam pergaulan sehingga anak kelak akan dapat bersosialisasi dan
beradaptasi sesuai dengan perilaku lingkungan sosialnya karena masa ini adalah
masa berkelompok. Masa berkelompok adalah pembelajaran anak dalam pergaulan
sehingga anak kelak akan dapat bersosialisasi dan beradaptasi sesuai dengan
perilaku lingkungan sosialnya.
Pada
dasarnya, anak usia dini memiliki kecenderungan untuk membangun suatu kelompok.
Namun, kelompok anak usia dini biasanya berbeda dengan kelompok anak-anak
berusia 6 sampai 12 tahun. Kelompok anak usia dini aturannya belum jelas tanpa
terstruktur, untuk itu masa ini disebut dengan fase prasosial egosentris.
Masa
ini juga merupakan masa anak mulai membentuk sebuah kelompok tetapi anak masih
memusatkan perhatian pada diri sendiri. Anak masih belum mempunyai orientasi
mengenai pemisahan subjek-subjek. Pada masa ini anak belum mampu bekerja sama
dengan teman-temannya sehingga terkadang menimbulkan konflik atau pertengkaran
antar anak usia dini adalah wajar.
5.
Masa
Bereksplorasi
Orang
tua atau orang dewasa harus memahami pentingnya eksplorasi bagi anak. Biarkan
anak memanfaatkan benda-benda yang ada di sekitarnya dan biarkan anak melakukan
trial dan error, karena memang anak adalah seorang penjelajah yang ulung.
Kebutuhan suatu sel syaraf untuk berkembang ditunjukkan oleh seorang anak
melalui aktivitas gerakan tangan, kaki, mulut dan mata.
Sebagai
contoh, gerakan motorik tangan dan jari tangan muncul pada saat bayi mulai
memainkan jari-jari tangan, seperti menggerakkan, memasukkan ke dalam mulut,
menggaruk anggota badan, menggosok mata dan telinga dan lain-lain.
Saat
anak menjajaki (bereksplorasi) sesuatu dengan menggunakan jari tangan maka
dalam kondisi inilah stimulasi atau rangsangan lingkungan menjadi sangat
penting sehingga anak akan menunjukkan gerakan-gerakan yang berguna, seperti
melatih koordinasi motorik tangan kanan dan kiri, koordinasi tangan dan mata,
koordinasi mata dan telinga.
6.
Masa
Pembangkangan
Orang
tua dan guru (pendidik) disarankan tidak selalu memarahi anak saat ia
membangkang karena ini merupakan suatu masa yang akan dilalui oleh setiap anak.
Selain itu, bila terjadi pembangkangan sebaiknya diberikan waktu pendinginan
(cooling down) misalnya berupa penghentian aktivitas anak dan membiarkan anak
sendiri berada di dalam kamarnya atau di sebuah sudut. Beberapa waktu kemudian
barulah anak diajak bicara dan mintalah penjelasan pada anak mengapa ia
melakukan itu semua. Tindakan membangkang seorang anak merupakan wujud bahwa
keakuan anak muncul.
Demikian
Artikel Terbaru Tentang 6 Masa Perkembangan Anak Usia Dini. Semoga ada manfaatnya,
terima kasih.
Jika
artikel ini kurang jelas dan mungkin masih ada pertanyaan, anda bisa tanyakan
pada kolom komentar yang tersedia di akhir postingan ini. Untuk dapat mengikuti
berita terbaru dan mendapatkan notifikasi silahkan follow akun www.dapodik.co.id ini.
Karena akan menyajikan berita terbaru dan terpopuler di dunia pendidikan.
Posting Komentar untuk "6 Masa Perkembangan Anak Usia Dini"
Gambar ataupun video yang ada di situs ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut.