Proses Belajar Peserta didik Jenjang SD/MI dan SMP/MTs
DAPODIK.co.id - Proses Belajar Peserta didik Jenjang SD/MI dan SMP/MTs. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diartikan seperti berikut: “…. Usaha sadar untuk menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.” Persoalannya adalah bagaimana proses belajar itu terjadi dan bagaimana anda sebagai guru menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran agar apa yang disebut “belajar” itu benar-benar dilakukan oleh Peserta didik Jenjang SD/MI dan SMP/MTs.
Proses Belajar Peserta didik
Jenjang SD/MI dan SMP/MTs
Memahami
bagaimana proses belajar itu adalah suatu keniscayaan bagi anda sebagai guru.
Jika anda tidak memahami bagaimana proses belajar itu terjadi, maka anda tidak
akan dapat menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran dengan baik,
atau akan serampangan, tidak terarah, dan tidak akan efektif, karena tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan tidak akan dapat dicapai secara optimal.
Dengan kata lain pemahaman tentang makna belajar Peserta didik Jenjang SD/MI dan SMP/MTs akan sangat mempengaruhi bagaimana anda menciptakan suasana belajar
dan membelajarkan anak secara efektif.
Pembahasan
Belajar tidak dibatasi oleh suatu tempat yang disebut sekolah, sebab belajar
bisa dilakukan dimana saja, kapan saja, dan oleh siapa saja. Belajar juga tidak
hanya dilakukan dalam situasi formal di sekolah, seperti belajar tentang mata
pelajaran, karena belajar itu menyangkut kehidupan manusia dimanapun. Jadi
belajar harus dimaknai secara luas, bahwa setiap saat kita belajar tentang
kehidupan kita, buktinya kita berubah setiap hari. Kita hari ini bukan kita
seperti hari kemaren, karena pada hari kemaren itu kita telah belajar, artinya
telah mengalami ”perubahan”. Anak belajar main sepak bola, belajar berpakaian,
belajar mendekati teman, belajar untuk menyelesaikan konflik, antara mereka,
belajar menyukai sesuatu, belajar menyanyikan suatu lagu sang idolanya, belajar
bangun pagi, belajar untuk memelihara kesehatan badan, dan sebagainya. Belajar,
belajar dan belajar. Belajar adalah manifestasi hidup manusia. Jadi kalau
begitu belajar itu apa, apa, apa? Dalam tulisan admin dapodik.co.id kali ini
materi yang akan dibahas sebagai berikut:
1.
Pengertian Belajar.
a. Pengertian
Belajar Menurut Ahli.
Menurut
Winkel, Belajar adalah semua aktifitas mental atau psikis yang berlangsung
dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan
dalam pengelolaan pemahaman. Menurut Ernest R. Hilgard dalam (sumardi
Suryabrata, 1984:252) belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan
sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari
perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya.Menurut Gagne dalam bukunya The
condition of Learning 1977, belajar merupakan sejenis perubahan yang
diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku, yang keadaannya berbeda dari
sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan
yang serupa itu. Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan.
Berbeda dengan perubahan serta merta akibat refleksi atau perilaku yang
bersifat naruliah, (belajarpsikologi.com diakses 22 Nopember 2010).
Menurut
Arsyad (2003:1), Belajar adalah suatu proses komplek yang terjadi pada diri
setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya
interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu belajar dapat
terjadi kapan saja dan di mana saja. Hasil belajar seorang peserta diklat
tergantung pada apa yang telah dipelajari dan diketahuinya. Di samping itu,
cerminan hasil belajar juga akan sangat berkaitan dengan konsep-konsep serta
tujuan dan motivasi yang mempengaruhi interaksi belajar itu dengan bahan yang
dipelajarinya.
b.
Pengertian Belajar Yang Sangat Luas
Abin Syamsudin (2002) dalam (Taufik Agus, 2011) mendefenisikan bahwa belajar
adalah roses mengalami sesuatu untuk menghasilkan perubahan tingkah laku dan
pribadi. Jadi untuk berubah, seseorang atau anak harus mengalami sesuatu
terlebih dahulu. Peserta didik SD kelas 5 bisa memandang bola dengan baik
dari jarak 12 meter hingga bola itu masuk gawang, jika dia sebelumnya mengalami
proses menendang bola, atau melakukan tindakan menendang bola berkali-kali
sebelumnya. Anak tidak mungkin ujug-ujug bisa tanpa ada proses pengalamannya
sebelumnya. Aanak tidak serta merta bersikap positif atau negatif kepada teman
sebangku jika anak tersebut tidak mengalami sesuatu sebelumnya dengan temannya
itu.
Santrock
dan Yusen (1994) dalam (Taufik Agus, 2011) menegaskan defenisi belajar
ketika dia menyatakan: “learning is defined as a relatively permanent
change in behavior that occurs throughexperience.” Belajar didefenisikan
sebagai perubahan tingkah laku yang relatif permanen yang terjadi karena
pengalaman. Perubahan tingkah laku mencakup pengertian yang luas, tidak hanya
menyangkut perubahan pengetahuan saja yang hanya merupakan salah satu aspek
kecil dari tingkah laku individu atau anak.
Jadi
kata kunci dari ketiga pengertian belajar diatas adalah: (1) perubahan (2)
pengetahuan-perilaku-pribadi sering disingkat dengan tingkah laku (3) permanen
(4) pengalaman. Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar adalah aktivitas atau
pengalaman yang menghasilkan perubahan pengetahuan, perilaku, dan pribadi yang
bersifat permanen. Perubahan yang dimaksud memiliki berbagai sifat atau
dimensi, bisa bersifat penambahan, misalnya bertambahnya atau pengayaan dan
peningkatan pengetahuan, munculnya hal-hal yang baru, misalnya munculnya
kesadaran atau kepedulian positif terhadap sahabat atau sesuatu, hilang atau
berkurangnya (reduksi) sesuatu, misalnya sifat atau sikap negatif anak, menjadi
berkurang dan perubahan lainnya yang berkaitan dengan aspek perilaku atau
kepribadian anak. Contoh kasus, misalnya seorang anak didik bicaranya berubah
menjadi tidak jelas ketika melafalkan huruf “R” karena seriawan, atau karena
beberapa gigi bagian depannya copot, dua hari sebelumnya ternyata anak itu
mengalami kecelakaan.
2. Karakteristik Proses
Belajar
Untuk
Karakteristik proses belajar ini akan dibahas empat karakteristik perbuatan
belajar, yaitu:
Perubahan
bersifat Intenssional, mengandung arti bahwa perbuatan yang terjadi harus
bertujuan, disengaja dan disadari, bukan kebetulan. Sebagai contoh, seorang
anak tiba-tiba tingkah lakunya berubah, berteriak-teriak, suaranya parau,
matanya terbelalak dan meronta-ronta seperti ketakutan. Perubahan tingkah laku
ini bukan hasil belajar, karena tidak dilakukan secara internasional. Seorang
anak jalannya tampak pincang, karena kebetulan lima menit sebelumnya kaki
kirinya terkilir.
b. Perubahan
Positif
Perubahan
Positif, artinya bahwa perubahan belajar menuju kearah yang lebih baik atau
lebih mantap sesuai dengan norma atau criteria tertentu yang diharapkan, atau
sesuai dengan norma yang disepakati bersama antara guru dan siswa, menurut
masyarakat, menurut kurikulum atau menurut kaidah ilmu pengetahuan tertentu.
Sebagai contoh, seorang anak yang tadinya tergantung kepada teman sebangkunya
ketika ulangan, dengan pendekatan bimbingan yang baik dari guru, anak itu akan
menjadi mandiri, tegar dan percaya diri. Misalnya lagi dari tidak biasa belajar
di rumah, anak menjadi biasa dan senang belajar secara terjadwal karena hasil
pekerjaan rumah (PR) anak diperiksa oleh guru dan diberi balikan yang mendorong
anak untuk belajar lebih baik.
c. Perubahan Dalam arti
Belajar
Perubahan
dalam arti belajar tersebut harus benar-benar merupakan hasil dari pengalaman,
dalam arti perubahan yang ditunjukkan atau yang dicapai oleh anak itu karena
dia aktif melakukan sesuatui bawah rata-rata kelasnya dalam berinteraksi dengan
lingkungannya. Misalnya seorang anak dalam dua bulan terakhir menagalami kemajuan
yang pesat dalam nilai ulangan matematika padahal kemampuan sebelumnya di bawah
rata-rata kelasnya. Setelah kita cermati bersama, ternyata hasil ulangannya itu
bukan hasil diberi tahu oleh teman sebangkunya melainkan betul-betul karena
anak itu rajin belajar di rumahnya, melakukan diskusi dengan temannya,
mengamati kejadian sesuatu dengan saksama, membaca, dengan konsentrasi yang
baik, berusaha menjawab soal latihan. Perubahan yang dicapai oleh anak bukan
perubahan yang bersifat temporer, karena obat-obatan, sakit atau lapar.
d. Perubahan Bersifat Efektif
Perubahan
bersifat efektif artinya perubahan yang dicapai oleh anak itu fungsional atau
berguna untuk anak yang bersangkutan, baik untuk memecahkan masalah pelajaran,
maupun untuk memecahkan masalah sehari-hari dan untuk melanjutkan sekolah
ke tingkat selanjutnya. Sebagai contoh, anak kelas 5 SD/MI belajar bersepeda.
Dalam waktu dua hari, dia sudah bisa bersepeda dan dua hari berikutnya sudah
bisa menggunakan sepeda motor dengan baik. Anak ini sudah belajar secara
efektif. Hasil belajar berupa keterampilan bersepeda, sangat berguna untuk
mempercepat belajar menggunakan sepeda motor. Hasil belajar berupa kemampuan
mengoperasikan perkalian yang dicapai oleh anak kelas tiga akan sangat berguna
untuk mencapai kemampuan mengoperasikan pembagian, dapat pula digunakan oleh
anak untuk berbelanja sesuatu di warung. Menurut
karakteristik perubahan belajar (Ilmu Jiwa)) (Egi-leni.blogspot.com//m=1)
diakses Rabu, 07 Maret 2012 mengatakan bahwa perubahan itu efektif dan
fungsional. Perubahan yang timbul karena proses belajar besifat efektif, yakni
berhasil guna. Artinya perubahan tersebut membawa pengaruh, makna, dan manfaat
tertentu bagi siswa. Selain itu, perubahan dalam proses belajar bersifat
fungsional dalam arti bahwa perubahan tersebut dapat direproduksi dan
dimanfaatkan. Perubahan fungsional dapat diharapkan memberi manfaat yang luas
misalnya ketika siswa menempuh ujian dan menyesuaikan dengan lingkungan
kehidupan sehari-hari dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Taufik Agus, (2011: 5.6),
mengatakan bahwa:
Jadi,
Belajar adalah ruhnya pendidikan, tujuan pendidikan tidak akan dapat dicapai
tanpa anak melakukan aktivitas belajar. Bagaimana supaya anak aktif belajar,
itulah tugas profesional anda sebagai guru. Keefektifan anda dalam
membelajarkan anak sangat dipengaruhi oleh pemahaman anda tentang belajar.
Belajar
dapat didefenisikan sebagai perubahan tingkah laku yang relatif permanen yang
terjadi karena pengalaman. Perubahan tingkah laku memiliki pengetian yang luas,
tidak hanya menyangkut perubahan pengetahuan saja melainkan menyangkut aspek
perilaku dan pribadi anak secara terintegrasi. Ada empat kata kunci dari
pengertian belajar diatas, pertama adalah ”perubahan”, kedua,
”pengetahuan peerilaku-pribadi,” ketiga, ”permanen” dan keempat ,”pengalaman”. Perubahan yang dicapai seseorang dari hasil belajar memiliki
ciri-ciri tersendiri, berbeda dengan ciri-ciri perubahan tingkah laku karena
konteks kebetulan dan kematangan. Ada empat karakteristik perbuatan belajar,
yaitu intensional, positif, benar-benar hasil pengalaman, dan efektif.
Berdasarkan
uraian diatas perlu disampaikan rekomendasi sebagai bahan masukan kepada semua
guru-guru Tingkat Dasar (SD/MI, SMP/MTs) bahwa; tugas guru bukan
hanya mengajar yang mengandung konotasi guru lebih dominan dan berperan sebagai
satu-satunya sumber belajar bagi anak yang belum tentu membuat anak belajar,
dalam arti aktif melakukan perubahan tingkah laku.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad. 2003. Belajar Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Djamarah, Syaiful Bahri ,2000. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya:
Usaha.
Nasional
Sardjiyo, dkk. (2012) Pendidikan Anak di SD. Jakarta: Pusat
Penerbitan
Universitas TerbukaTaufik, Agus, dkk (2011). Pendidikan Anak Di SD.
Jakarta: Pusat Penerbitan
Universitas Terbuka.Udin S. Winataputra. (2003). Strategi
Belajar Mengajar. Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
(belajarpsikologi.com) diakses 22 Nopember 2010)
(Egi–leni.blogspot.com//m=1) diakses Rabu, 07 Maret 2012
Demikian
Artikel Terbaru Tentang Proses Belajar Peserta didik Jenjang SD/MI dan SMP/MTs.
Semoga ada manfaatnya, terima kasih.
Jika
artikel ini kurang jelas dan mungkin masih ada pertanyaan, anda bisa tanyakan
pada kolom komentar yang tersedia di akhir postingan ini. Untuk dapat mengikuti
berita terbaru dan mendapatkan notifikasi silahkan follow
akun www.dapodik.co.id ini. Karena akan menyajikan berita terbaru dan
terpopuler di dunia pendidikan.
Posting Komentar untuk "Proses Belajar Peserta didik Jenjang SD/MI dan SMP/MTs"
Gambar ataupun video yang ada di situs ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut.