MODEL INSPIRATIF LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)
DAPODIK.co.id - MODEL INSPIRATIF LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA). Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan salah satu bentuk fasilitasi peserta didik/konseli agar dapat mencapai perkembangan secara optimal. Semasa SMA, peserta didik dituntut untuk menjadi pribadi yang mandiri dan mampu mengambil pilihan, bertanggung jawab serta memiliki daya adaptasi tinggi terhadap dinamika kehidupan yang dihadapinya. Eksistensi Bimbingan dan Konseling dapat dilihat dari irisan capaian pelayanannya sebagai upaya mewujudkan kesejahteraan hidup (wellbeing), profil Pelajar Pancasila dan penguatan pendidikan karakter peserta didik/konseli.
Sehubungan
dengan hal tersebut, pemerintah melalui Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Badan Penelitian
dan Pengembangan dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi berupaya menguatkan peran layanan Bimbingan dan Konseling dengan
menyusu model inspiratif layanan Bimbingan dan Konseling yang mengacu kepada
dokumen Capaian Layanan (CL) yang telah dikembangkan. Harapannya satuan
pendidikan dapat mengembangkan sendiri perangkat layanan Bimbingan dan
Konseling untuk memfasilitasi peserta didik dalam mengaktualisasikan dirinya
dan mencerminkan Profil Pelajar Pancasila seutuhnya.
MODEL INSPIRATIF LAYANAN BIMBINGAN
DAN KONSELING SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)
Bimbingan
dan Konseling (BK) merupakan komponen integral sistem pendidikan pada setiap satuan pendidikan, yang berupaya memfasilitasi dan memandirikan peserta didik agar mencapai perkembangan yang utuh dan optimal. Sebagai komponen
integral, wilayah bimbingan dan konseling yang memandirikan secara terpadu
bersinergi dengan wilayah layanan administrasi dan manajemen, serta wilayah
kurikulum dan pembelajaran yang mendidik. Pribadi mandiri yang dimaksud adalah
pribadi yang mampu mengendalikan diri dengan baik serta merespon kebutuhan
lingkungan dengan tepat. Peserta didik pada akhirnya diharapkan mampu mencapai
kesejahteraan dalam hidupnya (wellbeing).
Peran
bimbingan dan konseling saat ini dipandang semakin penting manakala dikaitkan dengan tantangan kehidupan masyarakat yang semakin kompleks. Pengaruh teknologi dan informasi yang semakin canggih, perubahan orientasi kehidupan yang begitu
cepat akan berdampak pada perilaku peserta didik. Tidak dipungkiri juga saat ini berkembang
trans-ideology yang bisa berseberangan dengan ideologi Pancasila sehingga perlu
adanya upaya-upaya untuk mengantisipasi hal tersebut. Dalam konteks perubahan
yang terjadi saat ini peran bimbingan dan konseling perlahan semakin eksis dan
diakui, baik secara keilmuan maupun praksis dan praktiknya. Bimbingan dan konseling
dalam setting pendidikan semakin penting dan sinergis untuk mendukung pencapaian
tujuan pendidikan yang holistik.
Eksistensi
bimbingan dan konseling dapat dilihat dari capaian layanan bimbingan dan konseling (CLBK) dengan upaya mewujudkan kesejahteraan hidup (wellbeing),
profil pelajar Pancasila dan penguatan pendidikan karakter peserta didik. Dimensi
wellbeing mencakup penerimaan diri (self acceptance), hubungan positif dengan orang lain (positive relationship with others), otonomi (autonomy), penguasaan lingkungan (environmental mastery), tujuan hidup (purpose in life), serta pertumbuhan
pribadi (personal growth), (Ryff, 1989; 1995; 2014). Elemen Profil Pelajar Pancasila
mencakup
Beriman
dan bertakwa kepada Tuhan YME dan berakhak mulia, berkebhinekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif. Selanjutnya nilai
utama penguatan pendidikan karakter (PPK) mencakup religiusitas, nasionalisme, kemandirian, gotong royong dan integritas.
Pelaksanaan
layanan bimbingan dan konseling pada setiap jenjang memiliki arah dan tujuan sesuai tugas perkembangan konseli yang dirumuskan dalam bentuk standar kompetensi kemandirian peserta didik (SKKPD). Dalam SKKPD terdapat 11 aspek perkembangan yaitu (1) landasan hidup religius, (2) landasan perilaku etis, (3) kematangan emosi, (4) kematangan intelektual, (5) kesadaran tanggung jawab
sosial, (6) kesadaran gender, (7) pengembangan diri, (8) perilaku kewirausahaan (kemandirian perilaku ekonomis), (9) wawasan dan kesiapan karier, (10)
kematangan hubungan dengan teman sebaya, dan (11) kesiapan diri untuk menikah dan berkeluarga (Departemen Pendidikan Nasional, 2007). Merujuk pada rumusan SKKPD maka tujuan dan arah layanan bimbingan dan konseling di SMA adalah
memfasilitasi tercapainya sebelas aspek perkembangan secara utuh dan optimal.
Masa
bersekolah di SMA merupakan waktu yang terbaik bagi peserta didik untuk mengembangkan jatidiri (identitas) sebagai pribadi yang unik dan efektif,
pembelajar sepanjang hayat, insan yang produktif, dan manusia yang hidup harmonis dalam keragaman. Pengembangan jatidiri tersebut dapat diupayakan dalam penyusunan program bimbingan dan konseling secara terencana dan sistematis melalui layanan bimbingan dan konseling pribadi, belajar, sosial, dan karir.
Program
bimbingan dan konseling memberikan layanan yang terintegrasi dengan program pengembangan semua aspek hidup peserta didik di sekolah. Bimbingan dan konseling di SMA diupayakan untuk mengidentifikasi kebutuhan bidang pribadi,
sosial, belajar, dan karir yang merupakan aktivitas esensial dalam menghadapi rintangan dalam mencapai prestasi sesuai potensi masing-masing peserta didik. Oleh karena
itu, pemenuhan kebutuhan pribadi, sosial, belajar, dan karir merupakan kunci
keberhasilan bagi keberhasilan hidup peserta didik selanjutnya.
Kebutuhan
kehidupan saat ini menghendaki adanya peranan layanan bimbingan dan konseling yang inspiratif di SMA, mengingat kompleksitas dan keragaman program pendidikannya. Sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik SMA, kebutuhan akan layanan bimbingan dan konseling semakin mendesak sehingga penyiapan panduan penyelenggaraan bimbingan dan konseling di SMA merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi. Dengan demikian, sejak awal satuan pendidikan memiliki
arah yang jelas yang akan diikuti oleh setiap penyelenggara layanan bimbingan dan konseling di SMA. Oleh karena itu perlu dikembangkan sebuah model layanan yang akan menjadi referensi bagi sekolah untuk diadaptasi atau diadopsi oleh sekolah penggerak.
Model
layanan bimbingan dan konseling yang sepenuhnya menstimulasi perkembangan
kompetensi dan karakter secara holistik, yang dapat dilaksanakan melalui proses pelayanan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, dan memotivasi peserta didik dalam berdinamika berpikir, merasa, bersikap,
bertindak, dan bertanggung jawab. Program bimbingan dan konseling yang disusun harus mewadahi seluruh kegiatan layanan untuk diberikan kepada peserta didik dalam rangka menyelesaikan tahap capaian layanan dalam rangka menyelesaikan tugas perkembangan sesuai jenjang usianya.
Oleh
karena itu layanan bimbingan dan konseling harus dirancang agar sejalan dengan standar kompetensi kemandirian peserta didik (SKKPD) yang dijabarkan dalam capaian layanan bimbingan dan konseling pada fase E dan F, serta terintegrasi
dalam struktur kurikulum untuk mendukung terwujudnya profil pelajar Pancasila.
Tujuan
Model Bimbingan dan Konseling ini bertujuan untuk memberi acuan penyelenggaraan layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah Atas.
Secara khusus, panduan ini bertujuan untuk:
1. Memudahkan
guru bimbingan dan konseling dalam menyusun desain pelayanan bimbingan dan
konseling di sekolah;
2. Dapat
menggambarkan berbagai layanan yang akan diselenggarakan di sekolah;
3. Memandu
guru bimbingan dan konseling atau konselor dalam upaya memahami kebutuhan dan
karakteristik perkembangan peserta didik atau konseli dasar dalam
menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling;
4. Memfasilitasi
guru bimbingan dan konseling atau konselor dalam pengelolaan program bimbingan dan konseling di sekolah, meliputi perencanaan, pelaksanaan,
evaluasi, dan pengembangan program bimbingan dan konseling;
5. Memandu
guru bimbingan dan konseling atau konselor dalam penyelenggaraan berbagai
layanan bimbingan dan konseling dalam upaya membantu peserta didik mencapai
perkembangan secara optimal dalam berbagai aspek kehidupannya; dan
6. Menginspirasi
pimpinan satuan pendidikan, dinas pendidikan, pengawas sekolah, lembaga
pendidikan calon guru bimbingan dan konseling atau konselor, organisasi profesi
bimbingan dan konseling, dan komite sekolah dalam monitoring, evaluasi, dan
supervisi penyelenggaraan bimbingan dan konseling di Sekolah Menengah Atas.
Model
bimbingan dan koseling di sekolah penggerak jenjang SMA mencakup beberapa hal berikut ini.
1. BabI:
Pendahuluan yang menjabarkan rasional dan tujuan model layanan bimbingan dan
konseling dikembangkan di SMA, penyusunan program bimbingan dan konseling yang
mencakup pengertian dan karakteristik bimbingan dan konseling di SMA, pemahaman
karakteristik peserta didik dan tugas guru BK.
2. Bab II:
menjabarkan mengenai komponen layanan BK dan gambaran kurikulum di sekolah penggerak.
3. Bab III
menjabarkan mengenai model layanan yang memuat pelaksanaan program layanan
bimbingan dan konseling, karakteristik peminatan di sekolah penggerak, tahapan
dalam pemilihan kelompok mata pelajaran dan peran unsur sekolah dalam proses
peminatan dan capaian layanan.
4. Bab IV
menjabarkan tentang evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut, kemudian diakhiri dengan lampiran.
Berikut
Ini Adalah Paparan Serta Download MODEL INSPIRATIF LAYANAN BIMBINGAN DAN
KONSELING SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA):
Link
Download MODEL INSPIRATIF LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH MENENGAH ATAS
(SMA) - (Klik Disini).
Demikian
Artikel Terbaru Tentang MODEL INSPIRATIF LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH
MENENGAH ATAS (SMA). Semoga ada manfaatnya, terima kasih.
Jika
artikel ini kurang jelas dan mungkin masih ada pertanyaan, anda bisa tanyakan
pada kolom komentar yang tersedia di akhir postingan ini. Untuk dapat mengikuti
berita terbaru dan mendapatkan notifikasi silahkan follow
akun www.dapodik.co.id ini. Karena akan menyajikan berita terbaru dan
terpopuler di dunia pendidikan.
Posting Komentar untuk "MODEL INSPIRATIF LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)"
Gambar ataupun video yang ada di situs ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut.