Aplikasi Dapodik Sebagai Sistem Pendataan dan Permasalahannya
DAPODIK.co.id - Aplikasi Dapodik Sebagai Sistem Pendataan dan Permasalahannya. Aplikasi Dapodik merupakan hal yang tidak asing lagi bagi seluruh warga dunia pendidikan. Seluruh jenjang pendidikan menggunakan Dapodik sebagai satu-satunya basis data pendidikan yang diakui oleh pemerintah, mulai dari jenjang pendidikan anak usia dini hingga pendidikan tinggi. Pendidikan formal dan non formal pun bersatu dalam sistem pendataan melalui Dapodik.
Kata
Dapodik selalu identik dengan operator sekolah. Operator sekolah memiliki peran
yang sangat penting dalam hal menyajikan data yang akurat, valid, mutakhir, dan
dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Data yang diperoleh melalui Dapodik
akan dimanfaatkan oleh para pemangku kebijakan dalam bidang pendidikan.
Output
dari Dapodik adalah menyediakan data yang dapat digunakan sebagai rujukan dalam
mendukung seluruh program di lingkungan Kementrian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi, di lingkup pemerintah daerah, maupun lintas kementerian.
Data yang dihasilkan oleh Dapodik dapat digunakan sebagai bahan dalam
penyusunan kebijakan pendidikan, perencanaan program serta kegiatan, dan
evaluasi dalam bidang pendidikan.
Aplikasi Dapodik
Sebagai Sistem Pendataan dan Permasalahannya
1. Data tidak
lengkap
Dapodik memiliki tujuan untuk menyajikan data tunggal yang bertujuan untuk
menciptakan tata kelola pendataan terpadu. Selain itu, dapat menghasilkan data
representatif yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan data di level
kementrian maupun daerah.
Entitas isian di dalam aplikasi Dapodik yang harus dilengkapi adalah sebagai
berikut: data identitas sekolah sebanyak 18 komponen, data PTK masing-masing
sebanyak 14 komponen setiap orangnya, data isian peserta didik masing-masing
siswa sebanyak 21 komponen, dan data sarana prasana sekolah sebanyak 5 komponen
pada setiap bangunan sarana dan prasarananya.
Banyaknya data yang harus di-input mengharuskan operator memiliki waktu yang
cukup untuk memenuhi semua komponen input data. Namun permasalahanya adalah
sebelum dilakukan input data ada proses pengumpulan data dari setiap komponen
yang harus di isi oleh pihak yang bersangkutan, seperti data guru harus diisi
oleh guru tersebut, data siswa harus di isi oleh seluruh siswa melalui formulir
isian dengan melengkapi dokumen pendukung, seperti akta kelahiran, kartu
keluarga, dll. Permasalahannya adalah formulir yang telah dibagikan tidak diisi
lengkap, sehingga mempersulit operator untuk melakukan input data.
2.
Ketidaksesuaian antara data input dengan keadaan sebenarnya
Perbedaan data riil dengan data di lapangan terjadi karena Dapodik hanya
mendata sekolah yang telah memiliki Nomor Pokok sekolah Nasional (NPSN).
Sekolah yang belum memiliki NPSN tidak mendapatkan akses untuk pendataan
Dapodik. Sekolah tersebut merupakan sekolah baru yang belum melengkapi
persyaratan pendirian sekolah. Sehingga sekolah tersebut tidak masuk kedalam
pendataan Dapodik.
Akibatnya
adalah sekolah tidak mendapatkan bantuan apapun dan untuk siswa tingkat akhir
yang akan mengikuti ujian harus dimasukkan menjadi siswa sekolah lain yang
terdekat. Selain itu, dampak bagi pendataan adalah berkurangnya data untuk
menghitung indikator pendidikan seperti: APK, APM, dan APS.
Kurangnya pengawasan dan integritas tinggi dari kepala sekolah terhadap
kualitas data yang di masukkan oleh operator sekolah dalam aplikasi Dapodik
menjadi salah satu penyebab rendahnya kualitas data serta ada perbedaan antara
data Dapodik dan kenyataan di sekolah.
Operator
sekolah sering kali memasukkan data yang tidak sesuai dengan keadaan, seperti
memasukkan kondisi sarana yang baik menjadi rusak untuk mendapatkan bantuan,
siswa yang telah pindah tidak di keluarkan bahkan menambahkan siswa fiktif
untuk mendapatkan dana BOS yang besar. Kenyataan tersebut disebabkan oleh
kurangnya pengawasan dan kesadaran operator sekolah terhadap keakuratan data.
3.
Ketidaktepatan waktu dalam proses input data
Ketidaktepatan waktu dalam input data berdampak buruk bagi sekolah, jika
operator melakukan input dan sinkronisasi setelah jadwal yang ditetapkan maka
sekolah tidak akan mendapatkan bantuan.
Contoh
jadwal untuk memberikan NISN atau Nomor Induk Siswa Nasional bagi siswa baru
jenjang PAUD, SD, SMP, SMA, dan SMK adalah setiap tanggal 1 Oktober, jika input
data dilakukan setelah tanggal tersebut otomatis siswa tersebut tidak akan
mendapatkan NISN. Akibatnya adalah siswa tersebut tidak akan mendapatkan dana
BOS karena syarat untuk mendapatkan dana BOS adalah siswa yang telah memiliki
NISN.
4. Perubahan
aplikasi yang sangat cepat
Aplikasi Dapodik selalu mengalami perbaikan sistem, terutama dalam setiap tahun
ajarannya, lazimnya perubahan dilakukan setiap semester tahun ajaran. Perubahan
yang begitu cepat menuntut operator untuk terus menerus meningkatkan
kemampuannya untuk melakukan input data Dapodik, setiap perubahan terdapat
perbaikan dan pembaharuan sistem, artinya terdapat berbagai macam perubahan
komponen pengisian data. Operator sekolah harus terus mengikuti perkembangan
Dapodik dan mempelajari hal baru dalam aplikasi Dapodik. Sebelum perubahan
terdapat surat edaran mengenai data apa saja yang perlu disiapkan untuk
melakukan input data.
Solusi untuk
permasalahan dalam pendataan Dapodik di antaranya adalah:
1. Penguatan
Regulasi dan SOP Pendataan
Regulasi pendataan sangat penting sebagai payung hukum pendataan pendidikan di
daerah. Regulasi dapat berupa peraturan daerah, peraturan bupati/walikota, atau
surat keputusan kepala dinas. Selain itu perlu dibuat SOP pendataan.
SOP pendataan sangat penting untuk memudahkan, merapihkan, dan menertibkan
pekerjaan. Sistem ini berisi urutan proses melakukan pekerjaan dari awal sampai
akhir. Alur melakukan pendataan sangat penting dilakukan untuk mencegah
penyalahgunaan dalam pengisian data, baik oleh operator sekolah maupun kepala
sekolah.
Operator
sekolah adalah ujung tombak dari pendataan pendidikan, jika ada data yang salah
dalam Dapodik maka operator yang disalahkan, namun tidak sedikit operator yang
tidak mendapatkan apresiasi dari pekerjaan yang telah mereka lakukan.
2. Pengawasan
kepala sekolah dalam verifikasi data
Pengawasan oleh kepala sekolah terhadap setiap data yang dimasukkan dalam
aplikasi Dapodik sangat penting untuk dilakukan guna menghindari
ketidaksesuaian antara data dengan keadaan sesungguhnya.
Operator
sekolah harus menginformasikan kepada kepala sekolah untuk setiap perubahan
data, dan meminta persetujuannya untuk memasukkan data baru atau mengganti data
lama.
Hal
tersebut bertujuan untuk memverifikasi data sebelum di entry dan secara
periodik operator sekolah harus menyampaikan data sebagai profil sekolah per
semester.
3.
Sosialisasi tentang pentingnya pemanfaatan data Dapodik
Sosialisasi mengenai pentingnya pemanfaatan data Dapodik untuk pembangunan
pendidikan di daerah perlu dilakukan, mengingat Dapodik di daerah belum
digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan.
Tidak
hanya di pemerintah pusat saja, namun program dan kegiatan di daerah harus
disesuaikan dengan kebutuhan pendidikan yang tergambar melalui data Dapodik.
Sehingga pemerintah daerah mampu menjadikan Dapodik sebagai dasar kebijakan
untuk pembangunan pendidikan di daerah, mengingat pemanfaatan data pendidikan
tidak hanya digunakan di Dinas Pendidikan saja, namun digunakan juga sebagai
perencanaan pembangunan terpadu.
4. Dibuat
sistem integrasi data internal Dinas Pendidikan
Sistem integrasi perlu dibuat untuk pemanfaatan data di pemerintah daerah.
Database
Dapodik dapat diolah sesuai dengan kebutuhan di setiap bidang.
Data
PTK dapat dimanfaatkan oleh bagian kepegawaian untuk pemetaan dan pemerataan
guru.
Data
sarana prasarana dapat di manfaatkan oleh bidang sarana untuk menentukan
sasaran bantuan sarana sesuai dengan prioritasnya, untuk memetakan kebutuhan
sarana dan prasarana sekolah, serta menganalisis kekuatan dan kelemahan dalam
standar sarana prasarana sekolah.
Data
kurikulum dapat dimanfaatkan untuk pengembangan kurikulum sekolah.
Data
kesiswaaan dapat digunakan sebagai bahan dasar pemetaan zonasi, penyaluran
bantuan siswa, dan analisis kebutuhan siswa.
Pengumpulan
data dan informasi yang diperoleh melalui Dapodik dari satuan pendidikan
idealnya dapat digunakan oleh berbagai pihak sebagai dasar pengambilan
kebijakan. Data dalam aplikasi Dapodik diharapkan dapat didayagunakan untuk
perencanaan pendidikan dan kualitas kontrol.
Jika
input data dalam aplikasi Dapodik dilakukan dengan benar maka pemetaan mutu
sekolah akan sesuai dengan keadaan. Namun, jika input data tidak dilakukan
dengan benar dan maksimal maka akan sangat berpengaruh pada peningkatan mutu
sekolah dan perencanaan program pendidikan secara keseluruhan.
Dibutuhkan
kerjasama serta koordinasi yang baik antara operator sekolah, kepala sekolah,
pengawas, dan dinas pendidikan untuk menghasilkan data pendidikan yang
berkualitas
Demikian
Artikel Terbaru Tentang Aplikasi Dapodik Sebagai Sistem Pendataan dan
Permasalahannya. Semoga Ada Manfaatnya Dan Silakan Bagikan Artikel Ini Ke
Sosial Media Kalian Dengan Menekan Tombol Share Di Bawah.
Jika
artikel ini kurang jelas dan mungkin masih ada pertanyaan, anda bisa tanyakan
pada kolom komentar yang tersedia di akhir postingan ini. Untuk dapat mengikuti
berita terbaru dan mendapatkan notifikasi silahkan follow akun
www.dapodik.co.id ini. Karena akan menyajikan berita terbaru dan terpopuler di
dunia pendidikan, terima kasih.
Posting Komentar untuk "Aplikasi Dapodik Sebagai Sistem Pendataan dan Permasalahannya"
Gambar ataupun video yang ada di situs ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut.