Prinsip-Prinsip Asesmen dalam Implementasi Kurikulum Merdeka
DAPODIK.co.id - Prinsip-Prinsip Asesmen dalam Implementasi Kurikulum Merdeka. Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan kepada pendidik untuk menciptakan pembelajaran berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan belajar peserta didik. Sebelumnya kita membahas tentang prinsip pembelajaran pada kurikulum pemulihan pembelajaran. Pada dasarnya, pembelajaran dan asesmen adalah satu kesatuan yang sebaiknya tidak dipisahkan. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini kita akan mengupas sisi asesmen atau penilaian dari prinsip dasarnya terlebih dahulu.
Prinsip-Prinsip
Asesmen dalam Implementasi Kurikulum Merdeka
Asemen
pada Kurikulum Merdeka dapat dilakukan dalam bentuk asesmen diagnosis, asemen
formatif, dan asesmen sumatif. Asesmen
diagnosis merupakan asesmen yang dilakukan guru di awal
pembelajaran untuk melihat kompetensi dan memonitor perkembangan belajar
peserta didik dari aspek kognitif maupun non kognitif.
Hasil asesmen diagnosis digunakan
untuk memetakan kebutuhan belajar sehingga guru dapat menentukan strategi
pembelajaran yang tepat sesuai kondisi peserta didik. Asesmen formatif
merupakan asesmen yang dilakukan guru selama proses pembelajaran untuk
memberikan informasi mengenai perkembangan penguasaan kompetensi peserta didik
pada setiap tahap pembelajaran.
Hasil asesmen formatif berguna bagi guru
untuk mengambil tindakan dan memastikan bahwa setiap peserta didik mencapai
penguasaan yang optimum. Asesmen formatif dapat mendorong peserta didik
mencapai tujuan belajar dengan melakukan penyampaian umpan balik yang dilakukan
secara berkala. Asesmen sumatif adalah asesmen yang dilakukan guru setelah
menyelesaikan proses pembelajaran. Asesmen sumatif tidak selalu dilakukan
di akhir pembelajaran.
Hasil asesmen sumatif digunakan untuk
mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik, mengukur konsep dan pemahaman
peserta didik, serta mendorong untuk melakukan aksi dalam mencapai kompetensi
yang dituju.
Asesmen
Merupakan Bagian Terpadu
Seperti
yang tadi sudah dijelaskan, pembelajaran dan asesmen merupakan satu kesatuan
yang tak dapat dipisahkan. Maka dari itu, asesmen adalah bagian terpadu dari
proses pembelajaran, fasilitasi pembelajaran, dan penyediaan informasi yang
holistik sebagai umpan balik untuk pendidik, peserta didik, dan orang tua/wali
agar dapat memandu mereka dalam menentukan strategi pembelajaran selanjutnya.
Salah
satu yang bisa dilakukan oleh pendidik adalah dengan melakukan asesmen di awal
sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan rancangan pembelajaran. Peserta
didik pun dapat dilibatkan dalam proses asesmen seperti melalui penilaian diri,
penilaian antarteman, refleksi diri, dan pemberian umpan balik antarteman.
Dirancang
Dan Dilakukan Sesuai Dengan Fungsi Asesmen
Asesmen
perlu dirancang dan juga dilaksanakan sesuai dengan fungsi asesmen itu sendiri.
Namun, terdapat keleluasaan pada segi teknik dan juga waktu pelaksanaannya agar
bisa efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Pendidik
dalam hal ini perlu memberikan kejelasan pada peserta didik mengenai
tujuan asesmen di awal pembelajaran. Teknik dari asesmen yang beragam sendiri
bisa digunakan sesuai dengan fungsi dan tujuannya. Misal hasil dari asesmen
formatif digunakan untuk umpan balik pembelajaran, sementara hasil dari asesmen
sumatif digunakan untuk pelaporan hasil belajar.
Dirancang
Secara Adil, Proporsional, Valid, Dan Dapat Dipercaya (Reliable)
Pada
dasarnya, asesmen harus dirancang dengan adil, proporsional, valid, dan dapat
dipercaya (reliable) untuk menjelaskan kemajuan belajar, menentukan keputusan
tentang langkah dan sebagai dasar untuk menyusun program pembelajaran yang
sesuai selanjutnya.
Untuk
itu, pendidik perlu menyiapkan waktu dan durasi yang cukup agar asesmen tidak
hanya menjadi sistem penilaian semata, namun juga sebagai bagian dari proses
pembelajaran. Hasil dari asesmen bisa digunakan oleh pendidik sebagai bahan
penyusunan rencana tindak lanjut.
Laporan
Bersifat Sederhana Dan Informatif
Laporan
dari asesmen yang telah dilakukan sebaiknya disajikan secara sederhana dan
seinformatif mungkin agar peserta didik maupun orang tua murid bisa
memahaminya. Informasi yang ada bisa berupa penilaian karakter dan kompetensi
yang dicapai, serta strategi tindak lanjut ke depannya.
Selain
penyajian laporan dalam bentuk yang mudah dimengerti, pendidik juga perlu
memberikan umpan balik secara berkala kepada peserta didik dan mendiskusikan
tindak lanjutnya bersama-sama beserta orang tua.
Hasil
Asesmen Digunakan Sebagai Bahan Refleksi
Seperti
yang tadi telah disinggung, asesmen tidak hanya dilakukan sebatas untuk
penilaian peserta didik saja. Namun, asesmen juga sangat bermanfaat sebagai
bahan refleksi dari capaian pembelajaran peserta didik dalam menentukan rencana
tindak lanjut.
Pendidik
menggunakan hasil asesmen sebagai bahan diskusi untuk menentukan hal-hal yang
sudah berjalan baik dan area yang perlu diperbaiki. Satuan pendidikan memiliki
strategi agar hasil asesmen digunakan sebagai refleksi oleh peserta didik,
pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua untuk meningkatkan mutu
pembelajaran.
Demikian
Artikel Terbaru Terkait Prinsip-Prinsip Asesmen dalam Implementasi Kurikulum
Merdeka, Semoga Ada Manfaatnya.
Jika
artikel ini kurang jelas dan mungkin masih ada pertanyaan, anda bisa tanyakan
pada kolom komentar yang tersedia di akhir postingan ini. Untuk dapat mengikuti
berita terbaru dan mendapatkan notifikasi silahkan follow
akun www.dapodik.co.id ini. Karena akan menyajikan berita terbaru dan
terpopuler di dunia pendidikan, terima kasih.
Posting Komentar untuk "Prinsip-Prinsip Asesmen dalam Implementasi Kurikulum Merdeka"
Gambar ataupun video yang ada di situs ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut.